Perjalanan ke Wanawisata Cangkuang-kawah ratu
Pada awalnya ide untuk jalan adalah mendaki gunung gede, namun buat temen gw yang belum pernah naik gunung acara dirubah jadi sekedar kemping namun dengan track yang cukup terjal. Akhirnya pilihan jatuh ke Cidahu, wanawisata Cangkuang. Selain jalur yang cukup sulit, banyak pemandangan alam yang menarik juga objek wisata. Akhirnya ditentukan bahwa kita akan berangkat pada tanggal 12-13 november.
Hal yang paling sulit adalah ada beberapa rekan yang harus pindah libur supaya ngga bolos dan pada akhirnya ada juga rekan yang akhirnya terpaksa bolos. Acara ini sempet juga dipublikasikan terbatas pada rekan lain yang “Ngga ember dan tukang ngadu “ solanya yang ikut lumayan banyak bo! 8 orang termasuk gw. Dan ada sekitar 5 orang pegawai yang pura-pura ijin atau sakit. Hah….kebayangkan!
Keberangkatan kitapun dengan sembunyi-sembunyi….begitu pulang kerja jam 1. kita langsung ngacir ke mess dan langsung angkut perlengkapan ke mobil shuttle yang anter jemput bandara-pool condet. Sebelumya kita dah kompakan ama supirnya dan untungnya lagi supirnya adalah CS anak2 yah klop dech!
Perjalanan lumayan jauh dan kedaan didalam mobil tumpang tindih banget, bayangin aja 7 orang yang berangkat dengan full barang ditambah dengan 4 orang yang ga ikut + supir di dalam 1 mobil kijang! Awal perjalanan dengan penuh canda, namun pada akhirnya semuan senyap karena tertidur.
Akhirnya sampai juga ke pool condet, setelah menurunkan rekan yang tidak ikut, perjalanan langsung menuju kampung rambutan. Supir kita beri uang rokok…sampai kampung rambutan jumlah kami menjadi 8 orang. 5 orang perempuan dan 3 orang berkelamin jantan. Jam menunjukan pukul 3, dan kami kecele, tidak ada bis yang menuju Sukabumi malam itu. Bis paling pagi ada pada pukul 7 pagi. Gile…kita semua terlantar di terminal kampung rambutan.
Setelah menentukan bangku terminal tempat kita duduk, akhirnya beberapa dari kami bergantian pergi mencari makan. Setelah kenyang dan dalam keadaan terkantuk kita semua berusaha mencari kesibukan sampai terdengar azan subuh. Seperti biasa secara bergiliran sholat.
Pada pukul setengah 6 sebagain gadis bawel meminta gw cari info lagi dan kalau bis sudah datang kita masuk duluan aja supaya bisa tidur. Akhirnya pucuk dicinta ulam pun tiba. Bis Sukabumi datang, langsung kami menyerbu dengan noraknya, memilih kursi paling belakang dan mencari posisi tidur enak.
Tak berapa lama bis mulai terisi penuh baik oleh penumpang maupun para pedagang. So pasti rombongan kami menarik perhatian. Karena barang yang banyak dan posisi tidur kita yang agak aneh atau..walau ini kecil sekali kemungkinannya adalah karena keelokan “para gadis kita” yang sedang tidur..?
Perjalanan dengan bis sampai dengan Cidahu memakan waktu 1 setengah jam. Biaya peroranggnya 10.000 rupiah.
Paragadis sibuk dengan panggilan alam dengan menumpang di salah satu pompa bensin. Sementara gw dan seorang rekan mencari perlengkapan yang kurang.
Setelah itu perjalanan dilanjutkan dengan mencharter 1 mobil angkot 02 berwarna putih munuju Helly Pad atau pintu masuk wanawisata Cangkuang. Charter 1 mobil 50.000 rupiah. Akhirnya kami sampai di pintu masuk wanawisata Cangkuang, setelah berjanji dengan sopir angkot supaya menjemput kami kembali pada esok hari jam 3 sore dan setelah menyelesaikan biaya administrasi kami melanjutkan perjalanan.
Track yang dipilih sesuai dengan request kebanyakan peserta untuk mencari jalan hutan dan menjauhi jalan umum. Oke, gw sebagai leader dan sebagai sweeper ada si Yasa. Perjalanan cukup lumayan menanjak dan membuat sebagian dari kami bercucuran keringat!ah…suasana hutan…kangen gw! Tapi keadaan dah berubah banyak saat terakhir gw kesini. Kalau ngga salah tahun 2002. wah keadaannya udah beda.
Sekitar di beberapa titik tertentu udah ada lahan kemping dan setiap lahan kemping ada warungnya! Wah ngga kaya dulu, warung yah Cuma ada dibawah dan kalau mau diriin tenda yah harus buka lahan dan jalur sendiri. Sekarang kok kesannya jadi manja gitu deh!! Tapi bagusnya juga ada banyak bungan hasil campur tangan manusia, jadi…ngga selamanya manusia merusak alam
kan?
Setelah berjalan cukup jauh dan bernyanyi sampai suara serak. Itu lho theme song nya Ninja Hatori “ mendaki gunung….lewati lembah…” akhirnya kita memutuskan untuk istirahat sambil makan siang, kami berhenti di salah satu areal kemping. Untungnya waktu yang kami pilih bukanlah waktu libur, jadi sepi dan semua warung tutup.
Kanjadi lebih kerasa kempingnya!
Pembagian tugas dimulai. Sebagian menyiapkan kompor dan makanan serta sebagian lagi mengambil air disungai. Acara masak dan makan dimulai dengan penuh canda dan tawa. Setelah semua selesai kita semua langsung packing dan melanjutkan perjalanan. Sesuai dengan request semula, kita menjauhi jalan umum…..
Setelah perjalanan yang cukup lama, gw mulai was-was. Kok ngga nyampe2 ke persimpangan menuju kawah ratu? Malah saat itu kita berhadapan dengan areal yang menjadi Villa. What’s? akhirnya sebagian dari kita beristirahat di pos masuk Villa, sementara 3 orang kemudian mencoba berjalan dan bertanya ke warung yang memang terlihat dari tempat kita duduk. Ternyata itu warung terakhir, yang punya warung bilang masih 100 meter lagi jaraknya. Ternyata setelah gw liat jalan yang dimaksud oleh si ibu adalah jalur lama menuju kawah ratu yang sempet ditutup karena longsor. “ memang ada jalan lain, tapi udah kelewatan. Tapi mending pakai jalur lama ini aja, lebih cepet disbanding jalur baru. Bedanya bisa sampai 1 jam” begitu tutur si ibu pemilik warung.
Setelah berunding dan sedikit jajan di warung tersebut, kami sepakat untuk mendaki jalur ke kawah ratu tanpa beban. Alias semua barang bawaan kita titipkan di warung. Namun ternyata si ibu tampak bingung. Karena takut ngga keburu. “ saya mah nutup jam 3, apa lagi sekarang musim hujan”. Memang pada saat itu jam sudah menunjukan pukul 12. dengan asumsi bahwa jalan naik akan memakan waktu 2,5 jam dan pada saat turun akan memakan waktu 1,5 jam. Memang benar, saat kita turun mungkin si ibu sudah tutup.
Akhirnya acara pendakian ditunda dengan pilihan lain. Main air. Karena tidak jauh dari warung si Ibu sudah terdengar gemuruh air terjun….maka kesanalah kami melangkah. Jalannya menurun dan cukup terjal….ada plang yang menuliskan bahwa air terjun ini bernama air terjun III. Selain terjal perjalanan juga agak ekstrim. Kita harus melewati jurang yang curam dengan menyeberangi jembatan bamboo yang sudah agak rapuh dan licin pula! Perasaan was-was sempat ada, namun kami semua berhasil melampauinya. Ternyata air terjun III terdiri dari 2 air terjun. Air terjun lanang atau air terjun laki-laki nampak lebih tinggi dan garang, namun sayangnya di bawah air terjun lanang tidak dapat digunakan untuk berenang. Karena selain banyak terdapat batu besar air yang mengalir juga sangat deras di tambah pula dengan banyaknya sampah yang terdiri dari pohon yang tumbang.
Pilihan jatuh ke air terjun wedok atau air terjun perempuan. Namun….untuk sampai kesana kita harus melalui jembatan yang hanya terdiri dari 2 batang pohon kelapa dengan air sungai yang deras mengalir di bawahnya…wah!! Setelah sampai….maka acara mandi dan foto2 dimulai lah!
Kira-kira 2 jam main air akhirnya kami menuju warung kembali. Sebagian sholat sebagian lagi beristirahat….sambil mendengarkan cerita ibu warung tentang kejadian dikawah ratu 1 bulan sebelumnya. Karena selama 2 minggu kawasan wisata ini sempat ditutup karena ada yang meninggal di kawah ratu. Yah…karena musim hujan, maka racun belerang memang cukup berbahaya. Maka itu si ibu warung sangat mewanti-wanti agar kita hati2….
Perjalanan dilanjutkan….ternyata di atas
sanatidak jauh dari warung si ibu tampak ada warung lain berdiri. Namun dalam kondisi tertutup. Tak jauh dari warung ada air terjun kecil dan nampak bendungan kecil pula yang disusun dari batu kali. Cukup menyenangkan mata pemandangan tersebut. Kami mulai mendaki rute menuju kawah ratu..jalurnya..hosoh…hosh…! cukup membuat kita bernafas kuda! Perjalan baru sekitar 10 menit. Demi melihat langit yang semakin mendung dan bahwa sebagian dari kami tidak memiliki pengalaman mendaki yang memadai dan hampir semuanya anak manja. Maka kami kembali turun untuk mendirikan tenda tidak jauh dari bendungan.
Tak berapa setelah 2 tenda berdiri dan kami istirhat. Kilat menggelegar dan hujan turun….baru 10 menit hujan turun tenda yang diisi oleh para perempuan bocor, mungkin karena bahannya tidak terlalu bagus dan dari bawahnya rembes. Maka kami memutuskan untuk melakukan evakuasi segera. Kami menuju warung terakhir dengan kondisi basah kuyup. Kami memanfaatkan teras warung dengan menggelar ponco dan matras sebagai alas tidur. Maka makan malam dimulai….
Hujan yang turun pukul 6 sore itu sempat membuat kami murung, apa lagi kami semua kedinginan dan hanya diterangi oleh lilin dan cahaya senter,,,ih sedih!!! Malam kian larut dan kian dingin pula. Akhirnya kita tidur saling bertumpuk dan berhimpit untuk menghilangkan dingin!
Pagi menjelang….sarapan! dan yang punya warung ternyata datang, setelah memohon maaf karena kami camp di teras warungnya tanpa ijin. Kami menitipkan barang kami di warung dan perjalanan dimulai.
Jalur terjal langsung menyambut kami…cukup membuat kami kewalahan….dan kehabisan tenaga. Jalur menanjak seperti ini sekitar 30 menit. Kemudian jalur menjadi landai dengan sedikit tanjakan yang menguras tenaga. Kemudian kami mulai memasuki jalur yang berlumpur…harus hati2….dan kemudian jalur air…wuah! Becek!
Dan…akhirnya setelah melewati jalur yang rapat tertutup dengan tercium bau belerang yang menyengat kami sampai dikawah ratu. Banyak terdapat tanda peringatan supaya kami tidak berlama-lama berada di kawah ratu. Kami mematuhinya….setelah beristirahat sambil menikmati pemandangan dan berfoto ria…..kami melanjutkan perjalanan pulang.
Perjalanan pulang tidak terlalu berat…namun sebagian sudah sangat lelah. Setelah sampai di bawah kembali dengan selamat kami semua mengucap syukur. Kemudian kami semua membersihkan baju dan badan di bendungan yang berair jernih. Kami berpamitan pada pemilik warung tempat kami menginap kemudian menuju ke warung si Ibu. Disana kami makan…mandi….sholat…..hingga tak terasa sudah jam 2 siang. Kita harus berkemas dan memenuhi janji dengan supir angkot.
Setelah naik angkot, melihat kondisi kita yang mengantuk…maka kami memutuskan untuk mencharter angkot ke
Bogor, dari
Bogorkami akan naik bis sampai kampung rambutan. Memang lebih mahal tapi daripada ngotot untuk naik bis Sukabumi-KP rambutan yang pasti kita harus berdiri karena ngga dapet tempat duduk.
Sampai di terminal kampung rambutan menjelang isya….bah…sudah aroma
Jakartalagi? Macet lagi? Kerja lagi?
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar